Sabtu, 11 Juni 2011

Eksistensi Generasi Dayak

KATA PENGANTAR

Realita kehidupan generasi kita sekarang ini sangat memprihatinkan bahkan sudah mulai terpengaruh dengan hal-hal yang dapat merusak bahkan menghilangkan identitas kita sebagai orang Dayak. Pengaruh-pengaruh dari luar dengan leluasa masuk dalam kehidupan kita yang sangat jelas akan menghancurkan kita. Namun sangat disayangkan orang-orang kita kurang menyadari akan hal tersebut dan justru mereka menganggap hal tersebut biasa saja serta yang paling parahnya lagi malah ada sebagian yang menjadi provokator untuk menghancurkan generasinya sendiri. Kebiasaan-kebiasaan mereka yang tidak ambil pusing dengan setiap hal-hal yang masuk dalam lingkungan pergaulan mereka, bahkan mengikutinya begitu saja yang nantinya akan menelan mereka sampai mereka tidak kelihatan sama sekali. Kapan generasi kita akan maju apabila kita terus berbuat seperti itu? Padahal sebenarnya orang luar yang sering masuk dalam lingkungan pergaulan kita itu ingin memecah belah persatuan kita orang Dayak. Oleh sebab itu yang menjadi tugas utama kita sebagai orang Dayak ialah menjaga hal tersebut agar tidak terjadi. Bahkan apabila ada dari sebagian generasi kita yang sudah terkontaminasi oleh pengaruh-pengaruh mereka, sebaiknya segera kita cegah agar tidak menular pada generasi lainnya.

Sadar akan hal tersebut, sehingga dalam hati nurani saya sebagai seorang mahasiswa Dayak ingin sekali agar kita semua ikut merefleksikan diri kita bahwa di dalam diri kita ini terdapat suatu hal yang tidak ternilai harganya, yaitu harga diri kita sebagai orang Dayak. Jangan sampai kita membiarkan orang lain menginjak-injak harga diri kita. Sebenarnya kita itu juga mempunyai kelebihan-kelebihan seperti mereka, tapi kita belum dapat memperlihatkan kepada mereka hanya karena gengsi atau malu. Sekarang ini sudah banyak generasi-generasi kita yang mempunyai pengetahuan yang tinggi dalam bidang IPTEK serta cerdas dan terampil. Sebaiknya kita terus membenahi diri kita baik dalam hal apapun agar tetap eksisten di dunia luar. Apabila kita semua menyadari akan hal tersebut, dapat dipastikan bahwa generasi Dayak lebih hebat dari yang lainnya.

Kita sebaiknya tidak boleh malu sebagai orang Dayak, bahkan kita harus bangga sebagai orang Dayak. Mengapa saya katakan demikian, karena kita mempunyai banyak kekayaan yang tidak ternilai harganya yang sampai sekarang masih tetap kita jaga seperti nilai seni yang tinggi, adat istiadat yang masih tetap kita jaga, serta rasa persatuan yang tinggi. Di Indonesia sekarang ini, banyak sekali suku bangsa yang telah punah hanya karena orang asing yang masuk dalam lingkungan pergaulan mereka sehingga lama-kelamaan mereka ini tersingkir dan akhirnya musnah.
Dalam benak saya selama ini, ingin sekali membuat suatu kemajuan yang bisa kita wujud nyatakan. Artinya bukan lagi sebuah angan-angan ataupun harapan kita selama ini, melainkan sebuah realita yang sesungguhnya. Setiap bidang dalam kehidupan kita sekarang ini, baik itu bidang politik, ekonomi, sosial dan bahkan dunia pendidikan dapat kita kuasai bukan berarti mencari kedudukan melainkan setidaknya kita dapat terjun dalam setiap bidang tersebut. Saatnya kita bangkit dari pemikiran kita yang sempit, buatlah suatu langkah kecil yang benar-benar bisa membuat kita melangkah lebih besar dari sebelumnya. Sebaiknya kita saling membimbing dan menuntun, bukannya saling menjatuhkan karena hal itulah yang akan membuat persatuan kita orang Dayak hancur. Orang lain saya rasa akan menertawakan kita apabila kita orang Dayak kehilangan identitas kita dan mulai tidak percaya diri. Harapan kita hanya satu yaitu jangan sampai hal ini terjadi, kita menginginkan suatu kemajuan pada diri kita orang Dayak.



  1. PENDAHULUAN
Banyak hal yang harus kita mengerti dan pelajari dalam kehidupan ini, apalagi di zaman globalisasi yang hampir di setiap bidang menggunakan sistem teknologi yang serba canggih. Kalau kita tidak mengikuti hal ini, mungkin ada yang akan mengatakan kita itu “ketinggalan zaman” dimana penguasaan IPTEK kita kurang. Sehingga seringkali kita masih ada yang menggunakan cara-cara atau metode yang bisa dikatakan sudah basi. Hanya sebagian saja dari kita yang sudah mulai mengikuti kemajuan dan perkembangan IPTEK yang mencoba untuk dapat masuk dalam era globalisasi. Akan tetapi banyak sekali yang cuma terpana dan terpaku dengan hal ini. Apakah mereka ini menyadari atau tidak kita tidak mengetahuinya, yang kita lihat mereka ini hanya sebagai penonton setia saja. Orang sudah bermain dalam arena pertandingan yang menggunakan “Information Technology” (IT), mereka cuma duduk dan diam memperhatikan para pemain. Mereka ini bukannya mencari tahu bagaimana untuk dapat bermain dalam arena pertandingan ini? Dalam benak mereka sebenarnya ada rasa untuk menjadi seorang pemain dalam arena itu, namun lagi-lagi pikiran mereka yang menghambat semuanya itu. Mereka malah akan mengatakan hal seperti ini,”aku tak akan pernah bisa, mungkin ini sudah dikodratkan Tuhan”! Dalam kehidupan ini sebenarnya kita itu diciptakan sebagai mahluk yang memiliki segalanya dari semua ciptaan lainnya, apabila kita mau berusaha dan mencoba hal tersebut. Kegagalan bukanlah hal yang dapat membuat kita untuk putus asa, tetapi kegagalan itulah yang justru memberikan kita motivasi serta refleksi atas diri kita. Kita bisa mengetahui sejauh mana kemampuan kita dan hal-hal apa saja yang harus kita lakukan untuk memperbaiki kesalahan yang pernah kita lakukan. Dalam tulisan ini sebenarnya saya mau mengajak kita semua khususnya “Generasi Dayak” untuk bangkit dan berusaha bersaing dalam arus globalisasi sekarang ini. Sehingga orang lain dapat melihat eksistensi kita dalam segala bidang. Hal yang sering menjadi momok bagi kita ialah diri kita sendiri, bukannya orang lain.
Pada masa sekarang ini yang kita lihat semua, sudah mulai ada pemikiran dari generasi kita khususnya generasi Dayak untuk menimba ilmu sampai harus meninggalkan kampung halaman dan bahkan orang tua mereka demi mengapai cita-cita dan menggali ilmu pengetahuan. Sedikit ada kemajuan dalam diri kita untuk mulai mencari tahu dunia luar melalui ilmu pengetahuan. Orang tua bahkan rela makan seadanya demi menyekolahkan anak mereka. Mereka tidak mau melihat anaknya untuk menjadi orang yang tidak mempunyai masa depan yang cerah atau harus bekerja mati-matian dalam kehidupan berkeluarga nantinya. Setiap kucuran keringat yang mereka keluarkan itu sangat bernilai dan berharga, maka dari itu kita harus menghormati dan jangan sampai mengecewakan mereka. Dalam adat istiadat kita orang Dayak wajib bagi kita untuk menghormati orang tua yang telah berjasa bagi kita. Apabila kita melanggar hal tersebut, menurut adat istiadat kita aka nada malapetaka yang akan menimpa kita.
Ilmu pengetahuan (Science) sekarang ini berkembang sangat pesat. Menyadari akan pentingnya peran ilmu pengetahuan bagi kita khususnya Generasi Dayak (Dayak’s Generation, red), sudah sewajarnya kita bangun dari tidur lelap kita. Mari kita sambut dunia kita sekarang ini untuk mewarnai kehidupan kita agar lebih berwarna dan kelihatan lebih bermakna. Buatlah satu komitmen kita yang tegas bahwa kita mau menjalani kehidupan ini dengan hal-hal yang bermakna serta mencari tahu jawaban yang kita cari selama ini. Kita sebenarnya bukannya tidak mampu untuk bersaing dengan mereka-mereka yang ada diluar, akan tetapi kita selalu mengurung dan mengikat diri dalam pemikiran-pemikiran yang sangat sempit. Tradisi dan kebiasaan-kebiasaan bukanlah sebuah alasan bagi kita untuk terus mengikat diri dalam hal tersebut, namun bisa dikatakan kita itu “malas berpikir”. Justru tradisi dan kebiasaan itulah yang menjadi cermin bagi kita untuk tetap bangkit dalam menjalani kehidupan ini, jangan sampai kita meninggalkan dan bahkan menghilangkan tradisi dan kebiasaan itu hanya karena alasan yang tidak jelas. Hal yang harus kita lakukan ialah menjaga dan melestarikan tradisi dan kebiasaan tersebut karena merupakan satu-satunya warisan nenek moyang kita orang Dayak. Andai saja kita semua bisa bangun dari tidur lelap kita dan mempunyai pemikiran yang matang ke depan, bisa dikatakan kita dapat bersaing dengan mereka. Namun ini semua bukannya tidak dapat kita wujud nyatakan dalam realita kita sekarang ini, apabila kita menyadari hal tersebut. Bukan hanya dalam lingkup yang kecil, di tingkat internasional pun kita dapat bersaing.
Dalam kehidupan sekarang ini, banyak hal yang dapat membuat kita jatuh dalam hal-hal yang negatif. Pemikiran-pemikiran yang matang dan kritis sangat diperlukan agar dapat mencegah hal tersebut. Lingkungan pergaulan yang kurang baik sering membuat kita terjebak ke dalamnya. Kita bisa melihat sekarang ini dunia begitu rawan untuk dihuni bukan saja karena kerusakan ekosistem akan tetapi karena pergaulan yang semakin rusak, sehingga bisa saja membuat setiap orang masuk ke dalamnya. Hal apa yang harus kita lakukan? Tetapi jangan khawatir saudara, apabila kita mempunyai kekebalan yang tinggi untuk melawan pengaruh-pengaruh tersebut kita dapat hidup bebas dari lingkungan pergaulan yang seperti itu. Kesadaran akan realita kehidupan yang dapat membuat kita menghasilkan sesuatu yang sangat berharga sehingga eksistensi kita tetap ada di lingkungan masyarakat kita sekarang ini. Kita jangan pernah lupa akan identitas kita yang telah membawa kita sampai saat ini. Saya berharap kita jangan pernah merasa malu akan identitas kita yang sesungguhnya, mari kita tunjukkan jati diri kita yang sesungguhnya pada dunia luar. Buatlah satu komitmen yang dapat kita capai sehingga kita mempunyai pegangan dalam proses pencapaian tujuan hidup kita










  1. Pengertian Secara Harafiah “Eksistensialisme”
Sejarah munculnya eksistensialisme
Istilah eksistensialisme dikemukakan oleh ahli filsafat Jerman Martin Heidegger (1889-1976). Eksistensialisme adalah merupakan filsafat dan akar metodologinya berasal dari metoda fenomologi yang dikembangkan oleh Hussel (1859-1938). Munculnya eksistensialisme berawal dari ahli filsafat Kieggard dan Nietzche. Kiergaard Filsafat Jerman (1813-1855) filsafatnya untuk menjawab pertanyaan “Bagaimanakah aku menjadi seorang individu”. Hal ini terjadi karena pada saat itu terjadi krisis eksistensial (manusia melupakan individualitasnya). Kiergaard menemukan jawaban untuk pertanyaan tersebut manusia (aku) bisa menjadi individu yang autentik jika memiliki gairah, keterlibatan, dan komitmen pribadi dalam kehidupan. Nitzsche (1844-1900) seorang filsuf jerman, tujuan filsafatnya adalah untuk menjawab pertanyaan “bagaimana caranya menjadi manusia unggul”. Jawabannya manusia bisa menjadi unggul jika mempunyai keberanian untuk merealisasikan diri secara jujur dan berani.

Apakah eksistensialisme itu?
Eksistensialisme merupakan filsafat yang secara khusus mendeskripsikan eksistensi dan pengalaman manusia dengan metedologi fenomenologi, atau cara manusia berada. Eksistensialisme adalah suatu reaksi terhadap materialisme dan idealism. Pendapat materialisme terhadap manusia adalah manusia adalah benda dunia, manusia itu adalah materi , manusia adalah sesuatu yang ada tanpa menjadi Subjek. Pandangan manusia menurut idealisme adalah manusia hanya sebagai subjek atau hanya sebagai suatu kesadaran. Eksistensialisme berkayakinan bahwa paparan manusia harus berpangkalkan eksistensi, sehingga aliran eksistensialisme penuh dengan lukisan-lukisan yang kongkrit.





Apakah eksistensi itu?
Eksistensi oleh kaum eksistensialis disebut Eks bearti keluar, sintesi bearti berdiri. Jadi ektensi berarti berdiri sebagai diri sendiri. Menurut Heideggard Das wesen des daseins liegh in seiner Existenz”, Da-sein adalah tersusun dari dad an sein. “Da” disana, sedangkan “Sein” bearti berada. Artinya manusia sadar dengan tempatnya. Menurut Sartre adanya manusia itu bukanlah “etre”” melainkan “ a etre”. Artinya manusia itu tidak hanya ada tapi dia selamanya harus membangun adanya, adanya harus dibentuk dengan tidak henti-hentinya. Menurut Parkay (1998) aliran eksistensialisme terbagi dua bersifat theistik (bertuhan) dan atheistic. Menurut eksistensialisme ada 2 jenis filsafat tradisional, filsafat spekulatif dan filsafat skeptif. Filsafat skepekulatif menyatakan bahwa pengalaman tidak banyak berpengaruh pada individu. Filsafat skeptif menyatakan bahwa semua pengalaman itu adalah palsu tidak ada sesuatu yang dapat kita kenal dari realita. Menurut mereka konsep metafisika adalah sementara.




  1. Gambaran Secara Umum Masyarakat Kita

Dalam kehidupan masyarakat kita sekarang ini, tentunya kita sudah mempunyai suatu gambaran yang nyata. Bahkan kita bisa menggambarkan secara langsung atau mendeskripsikannya berupa opini-opini kita, karena kita yang mengalami langsung situasi yang sebenarnya.

1 komentar:

  1. Adil ka Talino Basengat ka Jubata Bacuramin ka Saruga....arusss!!! Mari bergabung bersama Pangkalatn Kamuda Langko

    BalasHapus